Home » » tingkatan seorang developer

tingkatan seorang developer

 

Dalam dunia pemrograman, ada beberapa tingkatan yang sering digunakan untuk menggambarkan keahlian seorang developer. Meskipun tidak ada standar baku, tingkatan ini biasanya dibagi sebagai berikut:

1. Beginner (Pemula)

  • Pengetahuan Dasar: Memahami sintaks dasar JavaScript (variabel, tipe data, operator).
  • Kontrol Alur: Dapat membuat logika sederhana dengan if, for, dan while.
  • Manipulasi DOM: Bisa melakukan manipulasi dasar DOM, seperti mengubah teks dan menangani event sederhana.
  • Function & Scope: Mengerti fungsi dasar dan scope variabel.
  • Pengalaman Proyek: Umumnya baru mengerjakan proyek latihan atau tutorial sederhana.

2. Junior Developer

  • Pemahaman Konsep Dasar Pemrograman: Memahami konsep seperti loops, arrays, objects, dan functions lebih mendalam.
  • DOM dan Event Handling: Mengerti manipulasi DOM secara lebih mendalam, serta event handling sederhana.
  • Error Handling: Mulai memahami penggunaan try-catch untuk menangani error.
  • API dan Asynchronous: Mulai mengenal asynchronous programming (callback, promises) dan dapat membuat request ke API.
  • Project Experience: Mampu mengerjakan proyek kecil dengan pengawasan, seperti membuat formulir, halaman landing, atau aplikasi sederhana.

3. Intermediate Developer (Developer Menengah)

  • Pemahaman Asynchronous Programming: Memahami promises dan async/await, serta mampu bekerja dengan API dan async data fetching.
  • State Management: Mampu mengelola state dalam aplikasi (misalnya dengan objek dan array kompleks) dan menggunakan session atau local storage.
  • Modular Code: Mengerti bagaimana memecah kode menjadi fungsi-fungsi atau modul yang terstruktur.
  • Penggunaan Frameworks/Libraries: Sudah mulai menggunakan framework JavaScript seperti React, Vue, atau Angular.
  • Event-Driven Programming: Menguasai event handling yang lebih kompleks.
  • Experience: Sudah pernah mengerjakan proyek dengan alur logika yang kompleks, seperti aplikasi interaktif atau dashboard sederhana.

4. Advanced Developer (Developer Lanjutan)

  • Deep JavaScript Knowledge: Mengerti konsep lanjutan seperti closures, prototypal inheritance, event loop, memory management, dan JavaScript engine.
  • Complex Asynchronous Workflows: Mampu bekerja dengan alur kerja async yang kompleks, seperti kombinasi Promise.all, async/await, atau chaining.
  • Architecture and Design Patterns: Mengerti pola desain (design patterns) seperti MVC, MVVM, observer, dan factory.
  • State Management: Mampu menggunakan pustaka state management (seperti Redux atau Vuex) dengan efisien dalam aplikasi besar.
  • Optimasi dan Debugging: Mengerti cara meningkatkan performa dan efisiensi aplikasi serta debugging dengan alat-alat seperti Chrome DevTools.
  • Testing: Sudah terbiasa dengan pengujian (unit test, integration test) menggunakan pustaka seperti Jest atau Mocha.
  • Project Experience: Terlibat dalam proyek besar, sering menangani masalah performa, scaling, dan pengelolaan tim kecil.

5. Expert Developer (Ahli / Senior)

  • Mastery of JavaScript: Sangat paham internals JavaScript dan perbedaan antara berbagai implementasi (misalnya V8 engine, SpiderMonkey).
  • Architecture Design: Mampu merancang arsitektur aplikasi skala besar, seperti sistem modular, microservices, dan scalable architecture.
  • Full Stack: Seringkali paham teknologi backend, dapat merancang API, mengatur database, dan mengelola deployment.
  • Mentorship & Code Review: Memberi panduan dan review kode bagi tim, mampu membuat coding standards dan best practices.
  • Optimization & Security: Sangat ahli dalam optimasi performa dan keamanan, memahami cara mencegah serangan XSS, CSRF, dan lainnya.
  • Contribution to Open Source / Community: Sering berkontribusi pada proyek open-source, menulis blog, atau menjadi pembicara dalam konferensi.
  • Complex Project Experience: Mampu mengelola proyek kompleks end-to-end dengan berbagai tim.

6. Tech Lead / Principal Engineer / Architect

  • Strategic Oversight: Bertanggung jawab untuk strategi teknologi dalam sebuah organisasi, merancang arsitektur tingkat tinggi.
  • System and Team Coordination: Mengelola kolaborasi antar tim yang berbeda (frontend, backend, DevOps).
  • Research & Innovation: Melakukan riset untuk solusi teknologi baru dan mengevaluasi teknologi yang akan digunakan di perusahaan.
  • Decision Making: Mengambil keputusan teknologi berdasarkan kebutuhan bisnis dan skalabilitas jangka panjang.
  • Organizational Impact: Berfokus pada dampak keseluruhan dari teknologi terhadap bisnis dan pengembangan produk.

Setiap tingkatan membutuhkan peningkatan keterampilan di area tertentu untuk naik ke level berikutnya. Tingkat keahlian ini juga bisa berbeda-beda tergantung kompleksitas proyek dan spesialisasi peran dalam tim atau organisasi.

0 komentar:

Post a Comment